Sabtu, 27 Agustus 2011

RANGKING PENDIDIKAN INDONESIA

Urutan Kualitas Pendidikan Indonesia Di Mata Dunia Dari 1997-2007

Tahun 1997 – 2007 (World Competitiveness Year Book)

Menurut hasil survei World Competitiveness Year Book dari tahun 1997 sampai tahun 2007 pendidikan Indonesia berada dalam urutan sebagai berikut pada tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti Indonesia berada di urutan 39. Pada tahun 1999, dari 47 negara yang disurvei Indonesia berada pada urutan 46. Tahun 2002 dari 49 negara Indonesia berada pada urutan 47 dan pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menempati urutan yang ke 53.

Tahun 2000

Sementara hasil penelitian program pembangunan PBB (UNDP) tahun 2000 menunjukkan kualitas SDM Indonesia berada pada urutan 109 dari 174 negara, jauh dibandingkan dengan negara tetangga Singapura (24), Malaysia (61),Thailand (76) dan Philipina (77).

Tahun 2001

Berdasarkan data hasil penelitian di Singapura (September 2001) menempatkan sistem pendidikan nasional pada urutan 12 dari 12 negara Asia bahkan lebih rendah dari Vietnam. Sementara hasil penelitian program pembangunan PBB (UNDP) tahun 2000 menunjukkan kualitas SDM Indonesia berada pada urutan 109 dari 174 negara, jauh dibandingkan dengan negara tetangga Singapura (24), Malaysia (61),Thailand (76) dan Philipina (77).

Tahun 2005

Posisi Indonesia menduduki peringkat 10 dari 14 negara berkembang di kawasan Asia Pasifik. Duh! Peringkat ini dilansir dari laporan monitoring global yang dikeluarkan lembaga PBB, Unesco. Penelitian terhadap kualitas pendidikan dasar ini dilakukan oleh Asian South Pacific Beurau of Adult Education (ASPBAE) dan Global Campaign for Education. Studi dilakukan di 14 negara pada bulan Maret-Juni 2005. Laporan ini dipublikasikan pada 24 Juni lalu. Rangking pertama diduduki Thailand, kemudian disusul Malaysia, Sri Langka, Filipina, Cina, Vietnam, Bangladesh, Kamboja, India, Indonesia, Nepal, Papua Nugini, Kep. Solomon, dan Pakistan. Indonesia mendapat nilai 42 dari 100 dan memiliki rata-rata E. Untuk aspek penyediaan pendidikan dasar lengkap, Indonesia mendapat nilai C dan menduduki peringkat ke 7. Pada aspek aksi negara, RI memperoleh huruf mutu F pada peringkat ke 11. Sedangkan aspek kualitas input/pengajar, RI diberi nilai E dan menduduki peringkat paling buncit alias ke 14. Indonesia hanya bagus pada aspek kesetaraan jender B dan kesetaraan keseluruhan yang mendapat nilai B serta mendapat peringkat 6 dan 4. “Sangat ironis karena Thailand yang mengalami krisis bisa menempatkan diri menjadi rangking satu,” ujar aktivis LSM Education Network for Justice (E-Net), M Firdaus, saat menjadi pembicara dalam seminar pendidikan mengenai laporan ini di Gedung YTKI, Jl Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2005).
SUMBER:SUMBER TEMPAT BELAJAR.COM

FUNGSI DAN KEUNTUNGAN TEMULAWAK

Khasiat Tanaman Obat Temulawak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)

Sinonim :Â Â Familia :Â Zingiberanceae

Uraian :
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis.

Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat;

Pemanfaatan :
1. Sakit Limfa Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam daun meniran. Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir. 2. Sakit Ginjal Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1 genggam daun kacabeling. Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring. Cara menggunakan: diminum selama 3 hari. 3. Sakit Pinggang Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1 genggam daun kumis kucing. Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air, dan disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas. 4. Asma Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren. Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring. 5. Sakit Kepala dan masuk angin. Bahan: beberapa rimpang temulawak. Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring disaring. 6. Maag Bahan: 1 rimpang temulawak. Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih, dan disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas. 7. Sakit perut, Sakit perut pada waktu haid Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya. Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore. 8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid : Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula kelapa. Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan, kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/ panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih 15 menit, dan disaring. Cara menggunakan : diminum 3 kali, 1 kali sehari. 9. Memperbanyak produksi ASI Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya. Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi bubur. Cara menggunakan : dimakan biasa. 10. Memacu ASI yang macet Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa, 2-3 sendok makan adonan sagu. Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring. Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur. 11. Kesulitan buang air besar/berak Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa. Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring. Cara menggunakan: diminum biasa. 12. Sembelit Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya. Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus, kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring. Cara menggunakan : diminum biasa. 13. Menambah nafsu makan Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam daun meniran. Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas. 14. Sakit Cangkrang Bahan: 2 rimpang tem

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).

sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=129

MAKNA MUDIK

ebaran (Idul Fitri) selalu identik dengan mudik, pulang ke kampung halaman. Momen ini sudah menjadi hal rutin setiap tahun. Mudik lebaran benar-benar telah membudaya. Mudik telah menjadi ajang melepas rindu kepada keluarga dan kampung halaman (nilai-nilai primordialisme yang bersifat positif).

Namun sesungguhnya, karena tradisi mudik itu sudah selalu identik dengan Idul Fitri, maka maknanya tidak hanya sekadar pelepasan rindu kampung halaman (biologis), melainkan (semestinya) lebih bermakna spiritual. Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan,peristiwa hari raya Idul Fitri yang lazim disebut Lebaran memiliki tiga makna penting, yakni agama, sosial dan ekonomi. Menurutnya, Lebaran itu masalah sosial yang tertinggi. “Mobilisasi masyarakat terbesar hanya terjadi pada Lebaran.

Selama ini mudik di Pulau Jawa saja setidaknya memobilisasi 30 juta orang, “katanya. Selain itu, Lebaran merupakan peristiwa ekonomi yang tertinggi setiap tahun, karena peristiwa mudik itu dapat memberikan pemerataan ekonomi di seluruh Indonesia.

Lebaran Idul Fitri, dalam makna agama (spiritual) berarti kembali ke fitrah. Secara etimologis, Idul Fitri berarti ‘kembali berbuka’. Kemudian secara substansial dimaknai ‘kembali ke fitrah.’ Sebuah momentum pulang ke kampung rohani, yang bermakna kembali ke hati nurani, menemukan Allah di dalam diri sendiri. Artinya, rumah rohani kita sebetulnya ada di dalam diri.Dalam pemaknaan ini sesungguhnya yang harus mudik itu bukan dalam arti biologis, melainkan mudik spiritual,mudik rohani.

Suatu momen pengungkapan kemenangan dan kegembiraan setelah kurang lebih satu bulan umat Islam berpuasa. Suatu kesempatan untuk menegaskan komitmen keilahian bagi kemanusiaan universal. Suatu momentum melakukan suatu konsentrasi atau kontemplasi kembali ke jati diri sendiri, merefleksi dan introspeksi lembaran pengalaman masa lampau, sehingga memunculkan kearifan-kearifan di dalam diri.

Bukan berarti bahwa mudik secara fisik (biologis), dalam makna sosial, ekonomi dan budaya menjadi tidak penting. Semua itu perlu, apalagi bila kita melakonimya secara baik dan proporsional. Yang terpenting, mudik lebaran yang setiap tahun menjadi peristiwa (mobilisasi) rutin luar biasa, sampai merepotkan banyak pihak, terutama dalam hal masalah angkutan, seharusnya memberi nilai tambah pada urgensi mudik spiritual atau mudik rohani. Sehingga ongkos besar yang harus kita bayar dalam prosesi mudik biologis itu tidak sia-sia.

Bisa kita bayangkan, untuk menjaga dan mengamankan perjalanan mudik lebaran saja pihak kepolisian menghabiskan sekitar Rp 45 milyar. Belum lagi akumulasi pendapatan atau gaji yang diperoleh setiap orang selama satu tahun bekerja di kota harus habis dalam satu minggu untuk mudik biologis ke kampung halaman.

Jadi jangan sampai mudik yang mengiringi Idul Fitri menjadi semacam suatu pesta ritual tahunan yang sangat konsumtif.Dalam hal ini, secara sadar dan maksimal, harus terpikirkan dan terejawantahkan bagaimana kita bisa menciptakan nilai plus mudik lebaran itu, terutama dalam makna spiritual. Juga dalam makna sosial, budaya dan ekonomi.

Secara sosial, mudik bermakna pemenuhan kepentingan berkumpul secara primordial, emosional dan paguyuban,untuk mempererat hubungan silaturahim. Secara ekonomi bisa juga bermakna sebagai pemerataan atau pemulangan uang yang menumpuk di kota ke daerah-daerah. Suatu kesempatan orang desa untuk menerima uang dari kota. Hanya saja hal itu jangan dilakukan secara berlebihan,hingga mengarah pada pamer kekayaan, kesombongan diri, sehingga lebih banyak aspek-aspek mubazirnya daripada keuntungannya.

Kita mestinya harus mampu memaknai Idul Fitri sebagai hasil proses panjang berpuasa selama satu bulan yang tidak hanya sekadar menahan makan, minum, dan sebagainya, tapi lebih substansial lagi adalah meminimalkan nafsu dan menghasilkan insan yang fitri. Hal inilah yang harus kita maknai dengan baik sebagai amanah dalam kehidupan keseharian pada hari-hari mendatang. Terutama dalam mengemban
amanah, sesuai posisi dan kapasitas kita masing-masing, untuk diabdikan dalam konteks Indonesia. Pejabat tidak lagi korupsi. Buruh dan petani bekerja dengan giat.

Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin.
SUMBER : BERITA INDONESIA.COM